Monday, May 26, 2014

Contoh SOP Orientasi petugas baru

SOP Orientasi petugas baru, Pengertian  Tatacara mempersiapkan petugas baru UGD


TUJUAN

Sebagai acuan orientasi petugas UGD baru agar petugas baru mengenal, mengetahui dan memahami cara kerja di UGD.

KEBIJAKAN

Sebelum bertugas di  UGD petugas baru perlu menjalani orientasi selama 1 minggu sebagai persiapan melaksanakan tugas.


Prosedur

1. Sebelum melaksanakan tugas di UGD petugas baru melaksanakan orientasi / pengenalan UGD.

2. Masa orientasi / pengenalan selama 1 minggu / 6 hari kerja.

3. Jadual orientasi petugas baru :

   * Hari ke I       :     Perkenalan dengan, Dokter UGD, Kep.  Ruangan dan Petugas UGD lainnya.

   * Hari ke II      :     Mengetahui struktur organisasi dari struktur fungsional  dan mekanisme kerja UGD.

   * Hari ke III     :     Mengetahui pembagian tugas dan uraian tugas petugas UGD.

   * Hari ke IV     :     Mempelajari protap-protap UGD.

   * Hari ke V      :     Memantapakan orientasi hari ke I sampai hari ke IV.

   * Hari ke VI     :     Menyaksikan dan mengikuti pelaksanaan tugas sehari-hari  di UGD.

4. Setelah menjalani orientasi selama 1 minggu, petugas baru mendapatkan tugas dalam uraian tugasnya.

5. Pada minggu ke II petugas baru melaksanakan tugas sesuai dengan tugas yang diberikan.

Unit terkait  TU

READ MORE →

Contoh SOP Observasi Pasien Gawat

SOP Observasi Pasien Gawat, Pengertian  Memantau keadaan pasien gawat


TUJUAN

Sebagai acuan pemantauan/ observasi penderita gawat agar selamat jiwanya .


KEBIJAKAN

Pelayanan yang cepat dan tepat akan menyelamatkan jiwa seseorang.


Prosedur

1. Penderita gawat harus di observasi

2. Observasi dilakukan tiap 5 – 15 menit sesuai dengan tingkat kegawatannya.

3. Observasi dilakukan oleh paramedis perawat, bila perlu oleh dokter.

4. Hal-hal yang perlu diobservasi :

   a.      Keadaan umum penderita

   b.      Kesadaran penderita

   c.       Kelancaran jalan nafas (air Way).

   d.      Kelancaran pemberian O2

   e.      Tanda-tanda vital :

            -          Tensi

            -          Nadi

            -          Respirasi / pernafasan

            -          Suhu

   f.        Kelancaran tetesan infus

5. Apabila hasil observasi menunjukkan keadaan penderita semakin tidak baik maka paramedis perawat harus lapor kepada Dokter yang sedang bertugas (diluar jam kerja pertelpon).

6. Apabila kasus penyakitnya diluar kemampuan Dokter UGD maka perlu dirujuk

7. Observasi dilakukan maksimal 2 jam, selanjutnya diputuskan penderita bisa pulang atau rawat inap.

8. Perkembangan penderita selama observasi dicatat di kartu status penderita (les UGD) / lembar observasi.

9. Setelah observasi  tentukan apakah penderita perlu : rawat jalan / rawat inap / rujuk

Unit terkait  Rawat Inap

READ MORE →

Contoh SOP Penanganan Luka Bakar

SOP Penanganan Luka Bakar, Pengertian Luka bakar adalah luka yang terjadi akibat sentuhan permukaan tubuh dengan benda-benda yang menghasilkan panas (misalnya : api, air panas, listrik) atau zat-zat yang bersifat membakar (misalnya : asam kuat dan basa kuat)

1. Mencegah masukan kuman-kuman dan kotoran kedalam luka

2. Mencegah sekresi yang berlebihan

3. Mengurangi rasa sakit

4. Mengistirahatkan bagian tubuh yang luka atau sakit

5. Merawat semua derajat luka bakar sesuai dengan kebutuhan


Tujuan

Sebagai acuan dalam melakukan pengobatan luka bakar

Kebijakan

Perawat yang terampil

Alat-alat yang lengkap


Prosedur  PERSIAPAN ALAT STERIL :

1.  pinset anatomi  

2.      Pinset chirurge  

3.      Gunting   

4.    bengkok  

5. kom kecil 

6. Kassa

7.      Kapas

8.  Hand scoen

9. spuit

10. NaCl


BAKI/POLEY BERISI ALAT NON STERIL :

1.    Gunting balutan  

2.    Plester  

3.    Verban

4.    SSD (silver sulfa diacin)

5.    Tempat sampah


PELAKSANAAN :

1.    Memberitahu pasien dan keluarga

2.    Perawat cuci tangan

3.    Mengatur posisi (perawat memakai hand scoen)

4.    Perawat  membersihkan luka bakar

5.    Mendesinfektan luka dan sekitarnya dengan NaCl

Unit terkait  Rawat Inap

READ MORE →

Contoh SOP mengobati luka tusuk paku

SOP mengobati luka tusuk paku, Pengertian Tatacara mengobati luka tusuk paku

1. Memberi rasa aman

-     Mencegah komplikasi dan infeksi nosokomial

Tujuan

2. Sebagai acuan dalam melakukan pengobatan luka tusuk paku

Kebijakan 

3. Perawat yang terampil

4. Alat-alat yang lengkap


Prosedur  PERSIAPAN ALAT STERIL :

1.  Pinset anatomi

2.   Pinset chirurge   

3.   Gunting   

4.   Bengkok

5. Kom kecil

6. Kassa

7.   Kapas

8.  Hand scoen

9. Spuit

10. NaCl

11. Mess


BAKI/POLEY BERISI ALAT NON STERIL :

1.   Gunting balutan

2.   Plester

3.   Verban

4.   Obat desinfektan dalam tempatnya (bethadine)

5    Tempat sampah

6.  Lidokain injeksi sebagai anasthesi


PELAKSANAAN :

1.   Memberitahu pasien dan keluarga

2.   Perawat cuci tangan

3.   Mengatur posisi (perawat memakai hand scoen)

4.   Perawat  membersihkan luka

5.   Mendesinfektan luka dan sekitarnya dengan NaCl

6.   Memberikan diclor ethil atau lidokain

7.    Membuat luka tusuk paku pada luka/ cros incisi

8.    Dikeluarkan darahnya dan dibersihkan dengan bethadine

9.    Tutup luka dengan kasa steril

9.   Mencatat kegiatan dan hasil observasi

10. Klien dirapikan

11. Alat dibereskan dan dibersihkan

12.  Perawat cuci tangan

Uniot terkait  RAWAT INAP, BP, PUSTU/POLINDES

READ MORE →

Contoh SOP Menghisap Lendir

SOP Menghisap Lendir, Pengertian  Tindakan menghisap lendir melalui hidung dan atau mulut

TUJUAN

Sebagai acuan penatalaksanaan tindakan penghisapan lendir, mengeluarkan lendir,

melonggarkan jalan nafas


KEBIJAKAN

Dibawah tangungjawab dokter.


Prosedur  PERSIAPAN ALAT :

Perangkat penghisap lendir meliputi :

1.   Mesin penghisap lendir

2.   Slang penghisap lendir sesuai kebutuhan

3.   Air matang untuk pembilas dalam tempatnya (kom)

4.   Cairan desinfektan dalam tempatnya untuk merendam slang

5.   Pinset anatomi untuk memegang slang

6.   Spatel / sundip lidah yang dibungkus dengan kain kasa

7.  Sarung tangan

8.  Bak instrumen

9.  Kasa

10. Bengkok


PERSIAPAN PASIEN  :

1.   Bila pasien sadar, siapkan dengan posisi setengah duduk

2.   Bila pasien tidak sadar ;

   a.   Posisi miring

   b.   Kepala ekstensi agar penghisap dapat berjalan lancar


PELAKSANAAN :

1.   jelasakan pada pasien/ keluarga + inform concern

2.  Alat didekatkan pada pasien dan perawat cuci tangan

3.  Perawat memakai sarung tangan

3.   Pasien disiapkan sesuai dengan kondisi

4.   Slang dipasang pada mesin penghisap lendir

5.   Mesin penghisap lendir dihidupkan

6.   Sebelum menghisap lendir pada pasien, cobakan lebih dahulu untuk  air bersih yang tersedia

7.   tekan lidah dengan spatel

8.   Hisap lendir pasien sampai selesai.Mesin/pesawat dimatikan

9.  Bersihkan mulut pasien kasa

10. membersihakan slang dengan air dalam kom

11. Slang direndam dalam cairan desinfektan yang tersedia

12. Perawat cuci tangan

Unit terkait  Ruang inap

READ MORE →

Contoh SOP Memberikan oksigen

SOP Memberikan oksigenPengertian  Memberikan oksigen pada pasien

TUJUAN

Untuk memenuhi kebutuhan oksigen pada pasien


KEBIJAKAN

Dibawah tanggung jawab dan pengawasan dokter


Prosedur

PERSIAPAN ALAT :

1.   Tabung O2 lengkap dengan manometer

2.   Mengukur aliran (flowmeter)

3.   Botol pelembab berisi air steril / aquadest

4.   Selang O2

5.   Plester

6.  kapas alkohol


PELAKSANAAN :

1.   Atur posisi semifoler

2.   Slang dihubungkan

3.   Sebelum memasang slang pada hidung pasien slang dibersihkan dahulu dengan kapasa alkohol

4.   Flowmeter dibuka, dicoba pada punggung tangan lalu ditutup kembali

5.   Memasang canul hidung, lakukan fixasi (plester)

6.   Membuka flowmeter kembali dengan ukuran sesuai advis dokte


Hal-hal yang perlu diperhatikan :

1.   Apakah jumlah yang masuk (cc/mnt) sudah sesuai dengan instruksi? Lihat angka pada manometer

2.   Apakah ujung kateter oksigen sudah masuk maksimal kelubang hidung? Bila ujung kateter masih belum masuk maksimal, supaya posisi kateter diperbaiki

3.   Bila memakai oksigen,  tetap/masih sianosis   lapor dokter

4.   memberitahukan pada keluarga pasien untuk melapor kepada petugas bila tabung oksigen / air steril habis.

Unit terkait  Ruang inap, KIA

READ MORE →

Kumpulan SOP PUSKESMAS DAN RUMAH SAKIT

SOP Penentuan Faktor Resti Untuk Ibu Hamil
SOP Pengambilan Corpus Alienum di Telinga dan Hidung
SOP Penatalaksanaan Jenasah HIV / Aids
SOP Pemasangan NGT / Penduga Lambung
SOP Pemasangan Kateter Urine
SOP Memberikan oksigen
SOP Menghisap Lendir
SOP mengobati luka tusuk paku
SOP Penanganan Luka Bakar  
SOP Observasi Pasien Gawat  
SOP Orientasi petugas baru
SOP Nebulaizer
SOP / Protap Nebulasi
Protap / SOP Kondisi Listrik Padam
SOP / Protap Penanganan Demam Tifoid
SOP / Protap pertolongan pada luka baru
SOP / Protap Menerima Pasien Baru
PROTAP TRIASE
PROTAP / SOP PENANGANAN GASTROENTERITIS DI PUSKESMAS
PROTAP / SOP PENANGANAN DIARE AKUT DI PUSKESMAS
SOP PEMELIHARAAN ALKES/KEPERAWATAN
SOP VISUM
SOP MELAKUKAN SUNTIKAN SUBCUTAN
SOP SUNTIKAN INTRA MUSKULER
SOP penatalaksanaan syok anafilaktik
SOP Pemberian Imunisasi DPT
SOP Rujukan Neonatus Dengan Asfiksia
SOP Pemberian Imunisasi Campak
SOP Pemberian Imunisasi Tetanus Toxoid
SOP Membimbing ibu cara menyusui yang baik
SOP Pemasangan Infus
SOP Pemberian Imunisasi BCG
SOP Pemberian Immunisai Polio
SOP Pemeriksaan Denyut Jantung Janin
SOP Pemberian Tablet Zat Besi Pada Ibu Hamil
SOP ASUHAN ANTENATAL / PEMERIKSAAN KEHAMILAN
SOP PENGISIAN KARTU BAYI
SOP PENGISIAN KARTU ANAK
SOP PENGISIAN KARTU IBU HAMIL
READ MORE →

Konsep-konsep utama di dalam ilmu kebidanan

Konsep-konsep utama di dalam ilmu kebidanan terdiri dari :

1. Ilmu dasar (anatomi, psikologi, mikrobiologi, parasitologi, fisika, Biokimia)

2. Ilmu sosial (Kewarganegaraan, bahasa, sosiologi, antropologi, administrasi, komunikasi, humaniora)

3. Ilmu terapan (kedokteran, farmakologi, epidemiologi, statistik, KDPK, gizi, hukum kesehatan, metode riset, kesehatan masyarakat

4. Ilmu kebidanan

Sedangkan yang merupakan tambahan di dalam ilmu kebidanan adalah manajemen kebidanan yaitu merupakan pendekatan dan kerangka pikir yang digunakan oleh bidan dalam menerapkan metode pemecahan masalah secara sistematis mulai dari pengumpulan data, analisa data, diagnosa kebidanan, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi.

Selain bidan ada juga istilah bidan komunitas

Kata Komunitas berasal dari bahasa Latin yaitu communitas yang berarti kesamaan, dan juga communis yang berarti sama, publik ataupun banyak. komunitas dapat diterjemahkan sebagai kelompok orang yang berada di suatu lokasi atau daerah atau area tertentu (Meilani, Niken dkk, 2009 : 1). Menurut Saunders (1991) komunitas adalah tempat atau kumpulan orang atau sistem sosial.

Beberapa jenis-jenis dari komunitas sebagai berikut :

1. Komunitas Geografikal yaitu suatu komunitas yang ada dalam satu daerah

2. Komunitas yang bersifat administratif yang terpaku pada batasan dari otoritas pemerintahan

3. Komunitas yang memiliki fungsionalitas yang sama

4. Komunitas Ethnic, yaitu yang mempunyai perbedaan kultur yang satu dengan kultur lain

Menurut United Kingdom Central Council For Nursing Midwifery And Health, bidan komunitas merupakan praktisi bidan yang berbasis komuniti yang harus dapat memberikan supervisi yang dibutuhkan oleh wanita, pelayanan berkualitas, nasihat atau saran pada masa kehamilan, persalinan, nifas, dengan tanggung jawabnya sendiri dan untuk memberikan pelayanan pada ibu dan bayi secara komprehensif.

Menurut Dari.J.H.Syahlan, SKM, bidan community adalah bidan yang bekerja melayani keluarga dan masyarakat di wilayah tertentu.

Dari uraian yang ada di atas dapat di rumuskan definisi dari Kebidanan Komunitas yaitu segala aktifitas atau kegiatan yang dilakukan oleh seorang bidan atau sekelompok bidan untuk menyelamatkan pasiennya dari gangguan kesehatan.

Pengertian kebidanan komunitas yang lain menyebutkan upaya yang dilakukan Bidan untuk pemecahan terhadap masalah kesehatan Ibu dan Anak balita di dalam keluarga dan masyarakat. 

Menurut Spradly (1985), Logan dan Dawkin (1987), Syafrudin dan Hamidah (2009 halaman 1) kebidanan komunitas adalah pelayanan kebidanan profesional yang ditujukan kepada masyarakat dengan penekanan pada kelompok resiko tinggi, dengan upaya mencapai derajat kesehatan yang optimal melalui pencegahan penyakit, peningkatan kesehatan, menjamin keterjangkauan pelayanan kesehatan yang dibutuhkan dan melibatkan klien sebagai mitra dalam perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi pelayanan kebidanan

Menurut Meilani, Niken dkk, 2009 menyebutkan pelaksanaan pelayanan kebidanan komunitas di dasarkan pada empat konsep utama dalam pelayanan kebidanan yaitu : manusia, masyarakat atau lingkungan, kesehatan dan pelayanan kebidanan yang mengacu pada konsep paradigma kebidanan dan paradigma sehat sehingga diharapkan tercapainya taraf  kesejahteraan hidup masyarakat.

READ MORE →

Contoh SOP Pemasangan Kateter Urine

SOP Pemasangan Kateter Urine, Pengertian  Tata cara melakukan pemasangan kateter untuk mengeluarkan air kencing

Tujuan 

Sebagai acuan pelaksanaan pemasangan kateter untuk mengeluarkan air kencing


Kebijakan 

1.   Perawat yang terampil

2.   Tersedia alat-alat lengkap


Prosedur  PERSIAPAN ALAT :

1. Slang kateter  

2.  Aqua jelly  

3. Sarung tangan  

4. Aquadest dalam kom  

5. Spuit 5 cc  

6. Plester  

7.  Gunting  

8. Kasa dalam tempatnya

9. Betadine

10. Urobag

11. Stik pan / urinal

12. Pinset

13. Bengkok

14. perlak


PENATALAKSANAAN :

1.   memberikan penjelasan kepada keluarga dan pasien

2.   mendekatkan peralatan disamping penderita

3.  memasang perlak dan petugas mencuci tangan

4.  memakai sarung tangan

5. mengatur posisi pasien

PADA LAKI-LAKI

6. mengolesi slang kateter dengan aqua jelly

7. tangan kiri dengan kasa memegang penis sampai tegak ± 60 O

8.   tangan kanan memasukkan ujung kateter dan mendorong secara pelan-pelan sampai urine keluar

PADA WANITA

9.   jari tangan kiri dengan kapas cebok membuka labia

10. tangan kanan memasukkan ujung kateter dan mendorong secara pelan-pelan sampai urine keluar

11. bila urine telah keluar, pangkal kateter dihubungkan dengan urine bak

12. kunci kateter dengan larutuan Aqua/NS (20-30cc)

13. mengobservasi respon pasien

14. menggantungkan urobag disisi tempat tidur pasien

15. memfiksasi kateter dengan plester pada paha bagian atas

16. klien dirapikan

17. alat-alat dibersihkan dan dibereskan

18. perawat cuci tangan

19. mencatat kegiatan respon pasien pada catatan keperawatan Unit terkait  Rawat inap, KABER

READ MORE →

Contoh SOP Pemasangan NGT / Penduga Lambung

SOP Pemasangan NGT / Penduga Lambung, Pengertian  Memasukkan NGT (Penduga lambung) melalui hidung ke dalam lambung.

1.    Memberi makanan dan obat-obatan.

2.   Membilas/mengumbah lambung


Tujuan  Sebagai acuan untuk melakukan tindakan pemasang NGT

1. Membilas/mengumbah lambung

2. Memberi makanan dan obat-obatan.


Kebijakan 

1    Perawat yang terampil

2    Tersedia alat-alat lengkap


Prosedur  Persiapan alat :

1.NGT  9. Stetoscope

2. Plester  10. Spuit 10 cc

3. Gunting  11. aquades dalam Kom

4. Bengkok  12. obat-  obatan/ makanan yang akan dimasukan  5. Sarung tangan

6. aqua Jelly  13. . corong

7. Perlak + Pengalas  14. kasa

8. Alat tulis  15. spatel


PENATALAKSANAAN

1.    Menjelaskan tujuan pemasangan NGT pada keluarga pasien

2.    Membawa alat-alat ke dekat pasien

3.    Mengatur posisi pasien sesuai dengan keadaan pasien

4.    Memasang perlak + pengalas pada daerah dada

6.    Mencuci tangan dan memakai sarung tangan

7.    Mengukur dan memberi tanda pada NGT yang akan dipasang lebih kurang 40-45 cm (diukur mulai dahi s/d proxesus xypoideus)

8.    Mengolesi NGT dengan aquaJelly sepajang 15 cm dari ujung NGT

9.    Memasukkan NGT malalui lubang hidung dan pasien dianjurkan untuk menelan (jika pasien  tidak sadar tekan lidah pasien dengan spatel) masukan NGT sampai pada batas yang sudah ditentukan sambil perhatikan keadaan umum pasien.

10.  Cek posisi NGT (apakah masuk di  lambung atau di paru-paru) dengan 3 cara :

a.  Aspirasi cairan lambung dengan spuit 10 cc jika cairan bercampur isis lambung berarti sudah masuk kelambung,

b. Memasukan ujung NGT (yang dihidung) kedalam air dalam kom bila ada gelembung berarti  NGT dalam paru-paru

c. Petugas memasukan gelembung udara melalui spuit bersamaan dilakukan pengecekan perut dengan stetoskop untuk mendengarkan gelembung udara di lambung

11. Memasang corong (yang sudah dibilas dengan air hangat), kemudian memasukan obat-obatan/makanan

12. Melepas corong, menutup NGT dengan spuit 10 cc.

13.  Merapikan alat-alat dan pasien kemudian sarung tangan dilepas.

14.  Mendokumentasikan


Hal-hal yang perlu diperhatikan :

1. NGT / Sonde dipasang selama 7 hari (ganti setiap 7 hari sekali) Unit terkait  Rawat Inap

READ MORE →