Dalam blog ini akan kami sajikan kumpulan SOP Keperawatan terlengkap dan terbaru, Kumpulan SOP IGD, Kumpulan SOP Pelayanan, Kumpulan SOP Bedah, Kumpulan SOP Eliminasi, Kumpulan SOP Kebutuhan Cairan dan Elektrolit, SOP Pemberian Obat, SOP Oksigenasi, SOP Aktivitas dan Mobilitas, SOP Pengkajian, SOP Perioperatif dan pos Operatif, dan SOP Higyene dan Infeksi
Monday, May 26, 2014
Contoh SOP Observasi Pasien Gawat
SOP Observasi Pasien Gawat, Pengertian Memantau keadaan pasien gawat
TUJUAN
Sebagai acuan pemantauan/ observasi penderita gawat agar selamat jiwanya .
KEBIJAKAN
Pelayanan yang cepat dan tepat akan menyelamatkan jiwa seseorang.
Prosedur
1. Penderita gawat harus di observasi
2. Observasi dilakukan tiap 5 – 15 menit sesuai dengan tingkat kegawatannya.
3. Observasi dilakukan oleh paramedis perawat, bila perlu oleh dokter.
4. Hal-hal yang perlu diobservasi :
a. Keadaan umum penderita
b. Kesadaran penderita
c. Kelancaran jalan nafas (air Way).
d. Kelancaran pemberian O2
e. Tanda-tanda vital :
- Tensi
- Nadi
- Respirasi / pernafasan
- Suhu
f. Kelancaran tetesan infus
5. Apabila hasil observasi menunjukkan keadaan penderita semakin tidak baik maka paramedis perawat harus lapor kepada Dokter yang sedang bertugas (diluar jam kerja pertelpon).
6. Apabila kasus penyakitnya diluar kemampuan Dokter UGD maka perlu dirujuk
7. Observasi dilakukan maksimal 2 jam, selanjutnya diputuskan penderita bisa pulang atau rawat inap.
8. Perkembangan penderita selama observasi dicatat di kartu status penderita (les UGD) / lembar observasi.
9. Setelah observasi tentukan apakah penderita perlu : rawat jalan / rawat inap / rujuk
Unit terkait Rawat Inap
Contoh SOP Penanganan Luka Bakar
SOP Penanganan Luka Bakar, Pengertian Luka bakar adalah luka yang terjadi akibat sentuhan permukaan tubuh dengan benda-benda yang menghasilkan panas (misalnya : api, air panas, listrik) atau zat-zat yang bersifat membakar (misalnya : asam kuat dan basa kuat)
1. Mencegah masukan kuman-kuman dan kotoran kedalam luka
2. Mencegah sekresi yang berlebihan
3. Mengurangi rasa sakit
4. Mengistirahatkan bagian tubuh yang luka atau sakit
5. Merawat semua derajat luka bakar sesuai dengan kebutuhan
Tujuan
Sebagai acuan dalam melakukan pengobatan luka bakar
Kebijakan
Perawat yang terampil
Alat-alat yang lengkap
Prosedur PERSIAPAN ALAT STERIL :
1. pinset anatomi
2. Pinset chirurge
3. Gunting
4. bengkok
5. kom kecil
6. Kassa
7. Kapas
8. Hand scoen
9. spuit
10. NaCl
BAKI/POLEY BERISI ALAT NON STERIL :
1. Gunting balutan
2. Plester
3. Verban
4. SSD (silver sulfa diacin)
5. Tempat sampah
PELAKSANAAN :
1. Memberitahu pasien dan keluarga
2. Perawat cuci tangan
3. Mengatur posisi (perawat memakai hand scoen)
4. Perawat membersihkan luka bakar
5. Mendesinfektan luka dan sekitarnya dengan NaCl
Unit terkait Rawat Inap
Contoh SOP mengobati luka tusuk paku
SOP mengobati luka tusuk paku, Pengertian Tatacara mengobati luka tusuk paku
1. Memberi rasa aman
- Mencegah komplikasi dan infeksi nosokomial
Tujuan
2. Sebagai acuan dalam melakukan pengobatan luka tusuk paku
Kebijakan
3. Perawat yang terampil
4. Alat-alat yang lengkap
Prosedur PERSIAPAN ALAT STERIL :
1. Pinset anatomi
2. Pinset chirurge
3. Gunting
4. Bengkok
5. Kom kecil
6. Kassa
7. Kapas
8. Hand scoen
9. Spuit
10. NaCl
11. Mess
BAKI/POLEY BERISI ALAT NON STERIL :
1. Gunting balutan
2. Plester
3. Verban
4. Obat desinfektan dalam tempatnya (bethadine)
5 Tempat sampah
6. Lidokain injeksi sebagai anasthesi
PELAKSANAAN :
1. Memberitahu pasien dan keluarga
2. Perawat cuci tangan
3. Mengatur posisi (perawat memakai hand scoen)
4. Perawat membersihkan luka
5. Mendesinfektan luka dan sekitarnya dengan NaCl
6. Memberikan diclor ethil atau lidokain
7. Membuat luka tusuk paku pada luka/ cros incisi
8. Dikeluarkan darahnya dan dibersihkan dengan bethadine
9. Tutup luka dengan kasa steril
9. Mencatat kegiatan dan hasil observasi
10. Klien dirapikan
11. Alat dibereskan dan dibersihkan
12. Perawat cuci tangan
Uniot terkait RAWAT INAP, BP, PUSTU/POLINDES
Contoh SOP Menghisap Lendir
SOP Menghisap Lendir, Pengertian Tindakan menghisap lendir melalui hidung dan atau mulut
TUJUAN
Sebagai acuan penatalaksanaan tindakan penghisapan lendir, mengeluarkan lendir,
melonggarkan jalan nafas
KEBIJAKAN
Dibawah tangungjawab dokter.
Prosedur PERSIAPAN ALAT :
Perangkat penghisap lendir meliputi :
1. Mesin penghisap lendir
2. Slang penghisap lendir sesuai kebutuhan
3. Air matang untuk pembilas dalam tempatnya (kom)
4. Cairan desinfektan dalam tempatnya untuk merendam slang
5. Pinset anatomi untuk memegang slang
6. Spatel / sundip lidah yang dibungkus dengan kain kasa
7. Sarung tangan
8. Bak instrumen
9. Kasa
10. Bengkok
PERSIAPAN PASIEN :
1. Bila pasien sadar, siapkan dengan posisi setengah duduk
2. Bila pasien tidak sadar ;
a. Posisi miring
b. Kepala ekstensi agar penghisap dapat berjalan lancar
PELAKSANAAN :
1. jelasakan pada pasien/ keluarga + inform concern
2. Alat didekatkan pada pasien dan perawat cuci tangan
3. Perawat memakai sarung tangan
3. Pasien disiapkan sesuai dengan kondisi
4. Slang dipasang pada mesin penghisap lendir
5. Mesin penghisap lendir dihidupkan
6. Sebelum menghisap lendir pada pasien, cobakan lebih dahulu untuk air bersih yang tersedia
7. tekan lidah dengan spatel
8. Hisap lendir pasien sampai selesai.Mesin/pesawat dimatikan
9. Bersihkan mulut pasien kasa
10. membersihakan slang dengan air dalam kom
11. Slang direndam dalam cairan desinfektan yang tersedia
12. Perawat cuci tangan
Unit terkait Ruang inap
Contoh SOP Memberikan oksigen
SOP Memberikan oksigen, Pengertian Memberikan oksigen pada pasien
TUJUAN
Untuk memenuhi kebutuhan oksigen pada pasien
KEBIJAKAN
Dibawah tanggung jawab dan pengawasan dokter
Prosedur
PERSIAPAN ALAT :
1. Tabung O2 lengkap dengan manometer
2. Mengukur aliran (flowmeter)
3. Botol pelembab berisi air steril / aquadest
4. Selang O2
5. Plester
6. kapas alkohol
PELAKSANAAN :
1. Atur posisi semifoler
2. Slang dihubungkan
3. Sebelum memasang slang pada hidung pasien slang dibersihkan dahulu dengan kapasa alkohol
4. Flowmeter dibuka, dicoba pada punggung tangan lalu ditutup kembali
5. Memasang canul hidung, lakukan fixasi (plester)
6. Membuka flowmeter kembali dengan ukuran sesuai advis dokte
Hal-hal yang perlu diperhatikan :
1. Apakah jumlah yang masuk (cc/mnt) sudah sesuai dengan instruksi? Lihat angka pada manometer
2. Apakah ujung kateter oksigen sudah masuk maksimal kelubang hidung? Bila ujung kateter masih belum masuk maksimal, supaya posisi kateter diperbaiki
3. Bila memakai oksigen, tetap/masih sianosis lapor dokter
4. memberitahukan pada keluarga pasien untuk melapor kepada petugas bila tabung oksigen / air steril habis.
Unit terkait Ruang inap, KIA
Kumpulan SOP PUSKESMAS DAN RUMAH SAKIT
SOP Penentuan Faktor Resti Untuk Ibu Hamil
SOP Pengambilan Corpus Alienum di Telinga dan Hidung
SOP Penatalaksanaan Jenasah HIV / Aids
SOP Pemasangan NGT / Penduga Lambung
SOP Pemasangan Kateter Urine
SOP Memberikan oksigen
SOP Menghisap Lendir
SOP mengobati luka tusuk paku
SOP Penanganan Luka Bakar
SOP Observasi Pasien Gawat
SOP Orientasi petugas baru
SOP Nebulaizer
SOP / Protap Nebulasi
Protap / SOP Kondisi Listrik Padam
SOP / Protap Penanganan Demam Tifoid
SOP / Protap pertolongan pada luka baru
SOP / Protap Menerima Pasien Baru
PROTAP TRIASE
PROTAP / SOP PENANGANAN GASTROENTERITIS DI PUSKESMAS
PROTAP / SOP PENANGANAN DIARE AKUT DI PUSKESMAS
SOP PEMELIHARAAN ALKES/KEPERAWATAN
SOP VISUM
SOP MELAKUKAN SUNTIKAN SUBCUTAN
SOP SUNTIKAN INTRA MUSKULER
SOP penatalaksanaan syok anafilaktik
SOP Pemberian Imunisasi DPT
SOP Rujukan Neonatus Dengan Asfiksia
SOP Pemberian Imunisasi Campak
SOP Pemberian Imunisasi Tetanus Toxoid
SOP Membimbing ibu cara menyusui yang baik
SOP Pemasangan Infus
SOP Pemberian Imunisasi BCG
SOP Pemberian Immunisai Polio
SOP Pemeriksaan Denyut Jantung Janin
SOP Pemberian Tablet Zat Besi Pada Ibu Hamil
SOP ASUHAN ANTENATAL / PEMERIKSAAN KEHAMILAN
SOP PENGISIAN KARTU BAYI
SOP PENGISIAN KARTU ANAK
SOP PENGISIAN KARTU IBU HAMIL
Konsep-konsep utama di dalam ilmu kebidanan
Konsep-konsep utama di dalam ilmu kebidanan terdiri dari :
1. Ilmu dasar (anatomi, psikologi, mikrobiologi, parasitologi, fisika, Biokimia)
2. Ilmu sosial (Kewarganegaraan, bahasa, sosiologi, antropologi, administrasi, komunikasi, humaniora)
3. Ilmu terapan (kedokteran, farmakologi, epidemiologi, statistik, KDPK, gizi, hukum kesehatan, metode riset, kesehatan masyarakat
4. Ilmu kebidanan
Sedangkan yang merupakan tambahan di dalam ilmu kebidanan adalah manajemen kebidanan yaitu merupakan pendekatan dan kerangka pikir yang digunakan oleh bidan dalam menerapkan metode pemecahan masalah secara sistematis mulai dari pengumpulan data, analisa data, diagnosa kebidanan, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi.
Selain bidan ada juga istilah bidan komunitas
Kata Komunitas berasal dari bahasa Latin yaitu communitas yang berarti kesamaan, dan juga communis yang berarti sama, publik ataupun banyak. komunitas dapat diterjemahkan sebagai kelompok orang yang berada di suatu lokasi atau daerah atau area tertentu (Meilani, Niken dkk, 2009 : 1). Menurut Saunders (1991) komunitas adalah tempat atau kumpulan orang atau sistem sosial.
Beberapa jenis-jenis dari komunitas sebagai berikut :
1. Komunitas Geografikal yaitu suatu komunitas yang ada dalam satu daerah
2. Komunitas yang bersifat administratif yang terpaku pada batasan dari otoritas pemerintahan
3. Komunitas yang memiliki fungsionalitas yang sama
4. Komunitas Ethnic, yaitu yang mempunyai perbedaan kultur yang satu dengan kultur lain
Menurut United Kingdom Central Council For Nursing Midwifery And Health, bidan komunitas merupakan praktisi bidan yang berbasis komuniti yang harus dapat memberikan supervisi yang dibutuhkan oleh wanita, pelayanan berkualitas, nasihat atau saran pada masa kehamilan, persalinan, nifas, dengan tanggung jawabnya sendiri dan untuk memberikan pelayanan pada ibu dan bayi secara komprehensif.
Menurut Dari.J.H.Syahlan, SKM, bidan community adalah bidan yang bekerja melayani keluarga dan masyarakat di wilayah tertentu.
Dari uraian yang ada di atas dapat di rumuskan definisi dari Kebidanan Komunitas yaitu segala aktifitas atau kegiatan yang dilakukan oleh seorang bidan atau sekelompok bidan untuk menyelamatkan pasiennya dari gangguan kesehatan.
Pengertian kebidanan komunitas yang lain menyebutkan upaya yang dilakukan Bidan untuk pemecahan terhadap masalah kesehatan Ibu dan Anak balita di dalam keluarga dan masyarakat.
Menurut Spradly (1985), Logan dan Dawkin (1987), Syafrudin dan Hamidah (2009 halaman 1) kebidanan komunitas adalah pelayanan kebidanan profesional yang ditujukan kepada masyarakat dengan penekanan pada kelompok resiko tinggi, dengan upaya mencapai derajat kesehatan yang optimal melalui pencegahan penyakit, peningkatan kesehatan, menjamin keterjangkauan pelayanan kesehatan yang dibutuhkan dan melibatkan klien sebagai mitra dalam perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi pelayanan kebidanan
Menurut Meilani, Niken dkk, 2009 menyebutkan pelaksanaan pelayanan kebidanan komunitas di dasarkan pada empat konsep utama dalam pelayanan kebidanan yaitu : manusia, masyarakat atau lingkungan, kesehatan dan pelayanan kebidanan yang mengacu pada konsep paradigma kebidanan dan paradigma sehat sehingga diharapkan tercapainya taraf kesejahteraan hidup masyarakat.
Contoh SOP Pemasangan Kateter Urine
SOP Pemasangan Kateter Urine, Pengertian Tata cara melakukan pemasangan kateter untuk mengeluarkan air kencing
Tujuan
Sebagai acuan pelaksanaan pemasangan kateter untuk mengeluarkan air kencing
Kebijakan
1. Perawat yang terampil
2. Tersedia alat-alat lengkap
Prosedur PERSIAPAN ALAT :
1. Slang kateter
2. Aqua jelly
3. Sarung tangan
4. Aquadest dalam kom
5. Spuit 5 cc
6. Plester
7. Gunting
8. Kasa dalam tempatnya
9. Betadine
10. Urobag
11. Stik pan / urinal
12. Pinset
13. Bengkok
14. perlak
PENATALAKSANAAN :
1. memberikan penjelasan kepada keluarga dan pasien
2. mendekatkan peralatan disamping penderita
3. memasang perlak dan petugas mencuci tangan
4. memakai sarung tangan
5. mengatur posisi pasien
PADA LAKI-LAKI
6. mengolesi slang kateter dengan aqua jelly
7. tangan kiri dengan kasa memegang penis sampai tegak ± 60 O
8. tangan kanan memasukkan ujung kateter dan mendorong secara pelan-pelan sampai urine keluar
PADA WANITA
9. jari tangan kiri dengan kapas cebok membuka labia
10. tangan kanan memasukkan ujung kateter dan mendorong secara pelan-pelan sampai urine keluar
11. bila urine telah keluar, pangkal kateter dihubungkan dengan urine bak
12. kunci kateter dengan larutuan Aqua/NS (20-30cc)
13. mengobservasi respon pasien
14. menggantungkan urobag disisi tempat tidur pasien
15. memfiksasi kateter dengan plester pada paha bagian atas
16. klien dirapikan
17. alat-alat dibersihkan dan dibereskan
18. perawat cuci tangan
19. mencatat kegiatan respon pasien pada catatan keperawatan Unit terkait Rawat inap, KABER
Contoh SOP Pemasangan NGT / Penduga Lambung
SOP Pemasangan NGT / Penduga Lambung, Pengertian Memasukkan NGT (Penduga lambung) melalui hidung ke dalam lambung.
1. Memberi makanan dan obat-obatan.
2. Membilas/mengumbah lambung
Tujuan Sebagai acuan untuk melakukan tindakan pemasang NGT
1. Membilas/mengumbah lambung
2. Memberi makanan dan obat-obatan.
Kebijakan
1 Perawat yang terampil
2 Tersedia alat-alat lengkap
Prosedur Persiapan alat :
1.NGT 9. Stetoscope
2. Plester 10. Spuit 10 cc
3. Gunting 11. aquades dalam Kom
4. Bengkok 12. obat- obatan/ makanan yang akan dimasukan 5. Sarung tangan
6. aqua Jelly 13. . corong
7. Perlak + Pengalas 14. kasa
8. Alat tulis 15. spatel
PENATALAKSANAAN
1. Menjelaskan tujuan pemasangan NGT pada keluarga pasien
2. Membawa alat-alat ke dekat pasien
3. Mengatur posisi pasien sesuai dengan keadaan pasien
4. Memasang perlak + pengalas pada daerah dada
6. Mencuci tangan dan memakai sarung tangan
7. Mengukur dan memberi tanda pada NGT yang akan dipasang lebih kurang 40-45 cm (diukur mulai dahi s/d proxesus xypoideus)
8. Mengolesi NGT dengan aquaJelly sepajang 15 cm dari ujung NGT
9. Memasukkan NGT malalui lubang hidung dan pasien dianjurkan untuk menelan (jika pasien tidak sadar tekan lidah pasien dengan spatel) masukan NGT sampai pada batas yang sudah ditentukan sambil perhatikan keadaan umum pasien.
10. Cek posisi NGT (apakah masuk di lambung atau di paru-paru) dengan 3 cara :
a. Aspirasi cairan lambung dengan spuit 10 cc jika cairan bercampur isis lambung berarti sudah masuk kelambung,
b. Memasukan ujung NGT (yang dihidung) kedalam air dalam kom bila ada gelembung berarti NGT dalam paru-paru
c. Petugas memasukan gelembung udara melalui spuit bersamaan dilakukan pengecekan perut dengan stetoskop untuk mendengarkan gelembung udara di lambung
11. Memasang corong (yang sudah dibilas dengan air hangat), kemudian memasukan obat-obatan/makanan
12. Melepas corong, menutup NGT dengan spuit 10 cc.
13. Merapikan alat-alat dan pasien kemudian sarung tangan dilepas.
14. Mendokumentasikan
Hal-hal yang perlu diperhatikan :
1. NGT / Sonde dipasang selama 7 hari (ganti setiap 7 hari sekali) Unit terkait Rawat Inap
Subscribe to:
Posts (Atom)